MERANGIN, Visitasi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) Universitas Muara Bungo pada Kamis (16/2) dilaksanakan ke Kecamatan Jangkat. Perjalanan memakan waktu kurang lebih enam jam dari Kabupaten Bungo menuju Kabupaten Merangin. ini merupakan kunjungan pertama pihak Rektorat diantaranya Rektor dan Wakil Rektor UMB selama Kukerta angkatan ke-23 tahun 2023. Namun kali ini tidak hanya Rektor dan Wakil Rektor berkunjung, akan tetapi pihak Yayasanpun turut serta ke daerah kaya sumber daya alam ini.
Kunjungan pertama Andriansyah ke posko tujuh yang di dampingi rombongan terdiri dari rektor Universitas Muara Bungo, Supriyono, Wakil Rektor III Khairun A Roni, Kepala Bidang Penelitian LPPM UMB, Dedi Epriadi dan juga salah satu pendiri Akademica News sebagai perwakilan dosen. Kedatangan Andriansyah disambut hangat oleh peserta Kukerta yang telah masuk minggu akhir dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
Antusiasme mahasiswa di halaman posko berlanjut pada jamuan makan malam, hidangan menggugah selera disajikan para mahasiswa di ruangan salah satu rumah warga yang menjadi tempat tinggal mereka selama kurang lebih empat puluh hari.
Ada yang berbeda pada Kuliah Kerja Nyata mahasiswa Universitas Muara Bungo tahun ini, kunjungan Kukerta yang dilakukan pihak kampus UMB menjadi kejutan bagi para mahasiswa. Ketua Yayasan Pendidikan Mandiri Muara Bungo, Andriansyah mengunjungi langsung posko Mahasiswa yang terletak di Kecamatan Jangkat, Merangin.
Tak ada raut letih dan sedih dimata mereka, kehangatan ditengah-tengah keluarga besar Universitas Muara Bungo yang jauh dari tempat tinggal saat ini, menghalau suhu dingin di desa Koto Renah. Kehadiran Andriansyah menjadi kado terindah bagi mereka. Suguhan kopi khas Jangkat pembuka cerita perjalanan Kukerta kelompok yang terletak di Desa Koto Renah ini.
Usai evaluasi Rektor Universitas Muara Bungo, Andriansyah memberi wejangan dengan penuh dukungan dan bimbingan. Masa pengabdian telah dilewati mahasiswa selama kurang lebih tiga minggu, itu kemudian memantik Andriansyah mengeksplorasi lebih jauh perjalanan mereka di desa yang kaya sumber pertanian ini.
Berdasarkan gambaran matrik program kerja kelompok terpajang di dinding yang telah dianalisa maupun dijelaskan oleh perwakilan kelompok yang berjumlah 22 orang tersebut, Andriansyah menilai bahwa program yang telah disusun secara bersama-sama berjalan sesuai perencanaan.
“Dari tiga minggu, kegiatan yang ada tujuh puluh lima persen berjalan. Artinya kalian ini benar-benar menyatu, membentuk satu komunitas, kebersamaan, dan terlihat bahwa ini benar-benar tim. Semua kondisi ini dapat dibaca dari berbagai sisi, seperti kalian dapat mengatur keuangan, jumlah orang yang bekerja, kegiatan apa saja yang bisa dilaksanakan berdasarkan situasi dan kondisi daerah ini”. Ujar Andriansyah membuka topik.
Masa Kukerta selama tiga minggu telah berlalu tanpa ada kendala dan permasalahan dari masyarakat setempat, merupakan hal baik terus didapat mahasiswa Universitas Muara Bungo. Kenyataan ini tentu saja membuat Andriansyah senang. Ia meminta jangan berbangga hati dulu, sebab perjalanan mahasiswa tidak ditentukan dari Kukerta saja.
“Keberhasilan kalian disini belum akhir capaian, ini nasib kalian nanti setelah lulus belum ada yang tahu. Bagaimana dan seperti apa. Saya lihat ini harus dijaga kekompakan, ingat kerjasama antara pertanian, ekonomi, tekhnik, fisipol, Bahasa ada juga dan ini lengkap. Kalian tinggal membentuk tim sambil melihat kondisi dimana kalian tinggal dan tujuannya tentu untuk mencari pekerjaan. Coba bayangkan setelah ini mau apa, jadi merancang langkah selanjutnya harus dipikirkan. Ingat setelah ini kalian akan seminar proposal, setelah itu Menyusun skripsi dibidang masing-masing. Dan manage (Red-Rancang) juga keinginan kalian itu apa dan tujuan kalian itu apa”, Andriansyah terus terang.
Andriansyah berharap bahwa proses yang telah dilalui mahasiswa selama Kukerta sebagai proses kegiatan pembelajaran bersama di masyarakat.
Menumbuhkan Semangat Kewirausahaan
Disamping itu, Andriansyah yang juga akrab disapa Aa’ Andre meminta mahasiswa untuk menumbuhkan kesadaran bahwa pentingnya semangat kewiraushaan, karena rasio lapangan pekerjaan yang disediakan pemerintah tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja. Oleh karena itu perlu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri yaitu berwirausaha yang inovatif dan kreatif dalam meciptakan product. Pengalaman Kukerta dengan proses pembelajaran panjang tersebut dapat menjadi momentum awal untuk menumbuhkan semangat berwirausaha.
“Kalau saya melihat kondisi ini, akhirnya kita akan menjalankan program Tracer Study. Ada nanti alumni-alumni yang akan selalu kita data. Berdasarkan kondisi itu artinya ini apabila kalian nanti misalkan lulus belum mempunyai pekerjaan, saya tidak melihat apa itu laki-laki atau perempuan karena sama-sama belajar dalam kampus yang sama untuk mendapatkan bekal” Ungkap Andriansyah.
Tracer Study atau yang sering disebut sebagai penelusuran alumni merupakan pelacakan mengenai situasi alumni khususnya dalam hal pekerjaan, lingkungan kerja, tanggapan pengguna dan penilaian etika kerja.
Kondisi sulit dalam mencari pekerjaan serta lapangan pekerjaan yang tidak cukup menyerap jumlah pencari kerja, menjadi perhatian Ketua Yayasan selama ini. Faktor-faktor global penyebab kondisi tersebut tentu terpaksa harus diterima. Situasi dunia saat ini tentu menjadi pertimbangan Tracer Study dijalankan diharapkan mampu membantu keadaan yang sulit dihadapi para alumni Perguruan Tinggi nanti.
Bertahan dalam Situasi Global yang Sulit
Tak pelak lagi, konflik global sedang meruncing diantaranya seperti kebijakan pemerintah Indonesia melarangan ekspor bijih nikel ke luar negeri sejak 1 Januari 2020 lalu digugat Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) hingga konflik Rusia Ukraina yang meluas sejak 24 Februari 2022 merupakan faktor ketidakstabilan perekenomian diberbagai negara, efek yang berimbas masuk ke Kabupaten-Kabupaten ini harus dipahami menurut Andriansyah.
“Dari situasi seperti ini kita harus mengerti, kesulitan-kesulitan yang dihadapi setiap Kabupaten akibat dari pengaruh global, dimana sedang terjadi perang dagang dengan WTO, perang Ukraina-Rusia yang juga pengaruhnya ke kita. Semoga kalian bisa jaga kekompakan, siapa tahu kami dari kampus bisa memberikan sesuatu nanti dan ikatan kalian jangan sampai terputus dan jangan sampai juga hasil kuliah ini juga sia-sia”, Terang Ketua Yayasan.
Selain itu, Andriansyah mengapresiasi kemampuan mahasiswa beradaptasi dengan kendala-kendala dihadapi selama proses pembelajaran hampir satu bulan lebih ini. Suhu yang cukup dingin membuat hampir semua mahasiswa jatuh sakit, kondisi tersebut juga tak mengurangi semangat mereka menjalankan program dan mampu bertahan hingga masuk keminggu-akhir akhir Kukerta.
“Anggap saja kalian di sini ditempa. Sama juga dalam kehidupan nanti setelah kalian lulus, ada waktunya nanti kalian berperang menghadapi medan perang kehidupan yang sesungguhnya. Jadi sebenarnya, kalau terpisah-pisah bidang ilmunya itu merupakan sebuah kekuatan besar, jadikanlah ini sebuah komunitas super power saling mengisi kelemahan”. Ketua Yayasan menyemangati.
Tim Liputan: HBS, MJ.
![]() Minggu, 01 Okt 2023, 19:44:45 WIB, Dibaca : 49 Kali |
![]() Jumat, 18 Agu 2023, 09:33:25 WIB, Dibaca : 209 Kali |
![]() Senin, 14 Agu 2023, 12:56:55 WIB, Dibaca : 240 Kali |